Setelah peserta mengenal bambu dan potensinya, lalu peserta diberi pelatihan tentang strategi dan motivasi wirausaha untuk menumbuhkan semangat dan kebanggaan pada diri peserta sebagai pengrajin bambu. Di Yogyakarta pisau pangot seharga Rp. 90.000,00 di tangan pengrajin bisa menghasilkan uang rata-rata Rp. 50.000,00 per hari selama lima tahun hingga pangot tersebut habis masa pakainya. Ini adalah bukti betapa menguntungkannya menjadi pengrajin bambu yang nyaris tanpa modal besar, kecuali keterampilan membuat benda dan mengembangkan disainnya yang diinginkan pasar. Pada akhirnya peserta bisa yakin bahwa dengan menjadi pengrajin bambu, mereka juga bisa memberi manfaat pada keluarga khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Setelah tumbuh kebanggan dan keyakinan, peserta akan diajak untuk menjadi wirausahawati dengan menjelaskan kiat-kiat yang harus dilakukan jika peserta ingin mempunyai usaha yang baik dan terus berkembang maju, termasuk di dalamnya tentang analisa biaya dan keuntungan.
Peserta kemudian diperlihatkan berbagai contoh dan kisah sukses pengrajin bambu (contoh diambil dari kisah pelatih) dan bagaimana mereka mengatasi hambatan-hambatan dalam usaha.
Peserta kemudian diajak berdiskusi dan survei pasar agar mereka tahu dan paham perihal tips pemasaran produk kerajinan bambu di lingkungan paling dekat dengan mereka (karena pelatihan di Yogyakarta, survei pasar ini dilakukan dengan pengandaian dan wawancara dengan peserta), lalu dikenalkan juga dengan pasar global dalam bentuk berbagi pengalaman dengan tim Bambubos.
Waktu: Satu hari